Rabu, 28 Desember 2016

Tunggulah Sayap itu

-Rajul Rasyid-

Tak lagi canda penghias rupa
Senandung idaman pun jadi lupa
apakah kini kita tak lebih dari kaum papa?
bukan, bukan harta. hanya angin yang menerpa

tergeletak disudut penantian
bukan, bukan karena kesepian

meniti dan kembali menyusun harap
melanglang ku di pemberhentian ratap
kaukah itu sang penenang yang bersayap?
Aku haru, aku malu, dipintu hanya ada lelap

Terbanglah, terbanglah angin berdawai

Tunggulah aku dimimpi yang kau anggap damai...

Jumat, 23 Desember 2016

Aku..

-Rajul Rasyid-
23 Desember 2016

Aku
Sebongkah mutiara
Tapi bukan...
Hanya dinding-dinding kerang penutupnya

Aku
Mawar indah ditaman
Bersinar kemerahan mewangi semerbak
Tapi hanya durinya...

Aku
Sebutir peluru yang telah ditembakkan
Menyisakan selongsong...
Menyisakan asap...

Senin, 19 Desember 2016

Ombak

-Rajul Rasyid-
30 Juli 2016

tetes air
bagai nada indah
menghantam sendi-sendi hati

merindu
apakah kau hujan?
mengantar kisah dibalik awan

penuh riak
tertumpah ombak


Selasa, 29 November 2016

29/11-2015

Angiin...
Kenapa kau bertiup~
Kenapa kau menderu~
Kenapa kau hempas~
Daun-daunku haru
Dahanku jatuh
Batangku sendu
Tak tahu nahu
Yang sayu
Terhalau
Kamu

Senin, 28 November 2016

pedu - li

Selalu ada omongkosong, dari setiap kepedulian
Peduli itu apa?
Cuman refleksi dari harapan untuk dirikita sendiri...
Bukankah kita peduli, karena ingin diperlakukan sama? Bahkan harapan terkadang ingin terbalaskan dengan lebih baik....
Lalu, kepedulian ini sebenarnya untuk apa?
Menghabiskan waktu yang tersisa dengan bualan harapan yang lucu?
Hahhaaa....
Terlalu Naif untuk ditutupi, terlalu bodoh untuk diungkapkan....
27/11 - 2016

Jumat, 25 November 2016

Guruku, ini hari kita

Guru, tanpa tanda jasa
Klasik, tapi itulah mereka
Langkah dan gerak hidup adalah bentuk contoh dan prilaku dari bimbinganmu
Meski kadang lucu, meski kadang takmau
Tapi itu cukup untuk mendewasakan pahaman
Kini, usia kami sudah patut menjadi seorang kau
Semoga langkah kami dan langkahmu masih memberi arti
Untuk bangsa dan negara
Niatan tulus mencerdaskan, meski kadang tak teranggap,,,
Terbayar hanya dengan senyuman manis akhir tingkatan pendidikan
Mari melanjutkan ataupun kembalilah meneruskan dasar negara yang dulu tertulis dan jadi impian seluruh penjuru nusantara....
Kita semua adalah guru, guru dikehidupan pribadi maupun kehidupan persinggahan sekitar yang berbekas....
-Rajul Rasyid-
25 November 2016

Rabu, 23 November 2016

HEMPAS BERIRING

-Rajul Rasyid-

Terhempas terbersit jauh
Angan kemarin membias
Jalan kita kini berduri
Awan pun tak lagi meneduhkan

Bersama menghimpit akal
Terkadang menjauh lalu kembali mendekat
Langit apakah ada disana?
Ataukah cahaya itu tak lagi tajam?

Menumpuk canda hanya tipuan

Tak berarti ada tanpa melangkah

Elegi Lupa

-Rajul Rasyid-
22 juni 2016

LUPA?
Kautau apa itu lupa?
Sebuah luka, sebuah rasa
Sebuah cinta tak berwadah

Tak terulang, tak terungkap
Hanya angin lalu menyisir waktu
Menetes di pinggiran awan

LUPA
Kau tak tau apa itu lupa
Tapi..

Lupa tahu siapa KAU

Sabtu, 19 November 2016

UNKNOWN

Terkadang kita hanya dipertemukan tak untuk disatukan...
Ceritacerita indah hanya akan jadi kenangan di ingatan...
Tak harus disesalkan, begitulah angan...
Muncul dan ditinggalkan~

Rajul Rasyid
12 April 2016

"Stereotipe"

-Rajul Rasyid-

Eratkan, genggam

Bukan karna takut jatuh, bukan karena ujung cahaya telah redup
...
Tapi karena apa yg tergenggam, apa yg ingin dipertahankan telah jadi irama pelengkap langkah..
,,
Walau rapuh, bertahan
Walau sayu, bertahan
Walau tak mampu, bertahan
-jawabanmu bukan lupakan, karena terbenam akan muncul lagi, asal sabar masih tertanam~


25/9 - 2016

refleksi

-Rajul Rasyid-

Kau... iyah kauu...
Yang muncul diantara riak, lalu hilang saat kudekati...
Sadarkah, kau begitu teduh,, bahkan jernih pun bukan lagi penghalau....
Kau... iyah kauu...
Yg bergelombang bahkan hanya kerana angin berhembus...
Dan berpisah tanpa suara disela batu...
..
Kau, yah kau...
bayangan refleksi di elevasi bergerak~

Jumat, 15 Juli 2016

WAKTU

-RajulRasyid-

Untukmu
Sang pemuja waktu
Yang tak pernah ingin melaju
Hanya selalu menunggu

Menunggu hingga rapuh
Sampai dinding – dinding itu runtuh

Tak pernahkan kau sadar
Betapa semua ini telah pudar
Tak lagi memancar

Menunggu sinar

SEBUAH KENANG MELAYANG

-RajulRasyid-

Langit kaukah itu tinggi
Menguning merah lalu hitam
Lalu kau datang kembali dengan cahaya
Selalu lalu berulang

Melaju putih bening kilau
Berturut berkumpul tapi jauh
Selalu hitam persempit tak kacau
Seperti itu hingga subuh

Usaha angan selalu iring
Menunggu hijau didasar bawah
Tetes itu perlahan kering

Menunggu menuju betah CERAH